Acesamor

“Mulai kesambet nih anak.” Dokyeom mendorong bahu Sua agar ia sadar jika sedang senyum-senyum sendiri.

“Apansih? Ganggu deh.” Sua masih enggan untuk melepas fokusnya pada ponsel. Ia terlalu senang dengan sikap Mingyu yang kembali baik padanya.

“Dua hari lalu ayam tetangga gua senyum-senyum sendiri, besoknya mati.”

Mendengar Dokyeom berbicara seperti itu Sua langsung membungkam mulutnya. Tentu saja kepolosan Sua itu membuat Dokyeom tertawa lepas.

“Mana ada ayam senyum. Pabo.”

Tangannya masih setia pada stir mobil, tetapi tawanya juga tidak kunjung berhenti. Tingkah Dokyeom membuat Sua memajukan bibirnya.

“Dokyeom!!!!!!” Baru saja tangan Sua melayang ingin memukul Dokyeom tetapi semua itu tertahan ketika satu suara berbunyi.

Kyuruk...kruyuk...kruyuk

Dokyeom yang mendengar itu dengan jelas pun tambah tertawa puas.

“Diem ya!! Ini gara-gara Lo yang jemput gue tanpa biarin gua buat sarapan dulu.”

Sua langsung menatap perutnya yang minta di isi.

“Turun.”

“Hah?”

“Gua bilang turun.”

“Gila lu udah ganggu pagi gua sekarang Lo mau turunin Gua di pinggir jalan? Lo jahat banget sih kyeom. Kita temanan dari-”

“Lo bisa nggak sih budayakan berpikir sebelum berbicara?”

“Lo sendiri bisa nggak sih budayakan berpikir sebelum bertindak. Masa Lo tega mau turunin gua di pinggir jalan.”

“Siapa sih yang mau turunin Lo di pinggir jalan?”

“Lo.”

Dokyeom dengan gemas menangkup wajah Sua kemudian memutarnya agar Sua bisa sadar keberadaan mereka sekarang.

“Gua mau ajak Lo makan dulu.”